About

Pages

Senin, 26 Mei 2014

Presiden Ukraina, Si Raja Cokelat Poroshenko


Headline


Para pemilih Ukraina mengirim pesan tajam kepada Presiden Rusia Vladimir Putin Minggu (25/5/2014), bahwa mereka memilih miliarder dolar dan “Si Raja Cokelat” Petro Poroshenko sebagai presiden baru dalam pemilu presiden putaran pertama.

Poroshenko menggantikan presiden Ukraina yang ngumpet di Rusia, Viktor Yanukovych, sejak digulingkan dengan kekerasan pada Frebuari lalu. Rusia bagiakan beruang terluka dan memprovokasi rakyat Crimea untuk kembali ke haribaan Federasi Rusia. Rusia terus mendukung separatis di wilayah timur Ukraina untuk mengikuti langkah Crimea.

Exit poll menunjukkan bekas menteri luar negeri dan “Raja Cokelat” yang berbahasa Inggris dengan baik, tuan Petro Poroshenko, memenangi pilpres pada putaran pertama antara 55 persen dan 57 persen suara sah dan terhindar dari pilpres pada putara berikut tiga pekan mendatang.

Sementara bekas perdana menteri Yulia Tymoshenko, yang keluar dari pernjara sesudah kudeta berjalan, menempati urutan kedua dalam exit poll, dengan hanya menangguk 12 persen suara sah. Tokoh keras dalam perpolitikan Ukraina ini, belum jelas apakah akan segera pensiun dari perpolitikan Ukraina setelah kalah telak dalam pilpres.

“Langkah pertama yang akan kita lakukan saat duduk pertama kali di kantor presiden harus berfokus pada penghentian perang (saudara), mengakhiri kekacauan dan membawa perdamaian untuk mempersatukan Ukraina, “ ujar Poroshenko usai exit poll diumumkan.

Dalam mengobati luka-luka yang dalam, langkah pertama adalah melawat ke kawasan industri di wialayah Donbas, termasuk kota Donetsk dan Luhansk yang dikuasai kaum separatis pro-Rusia.

Karena status kemenangan yang telak, Poroshenko menikmati pemilu taktis Minggu kemarin. Banyak warga Ukraina yang tak menghendaki pilpres putaran kedua karena takut separatis pro-Rusia kembali melakukan serangan, seperti terbunuhnya 14 tentara Ukraina pada Kamis pekan lalu di dekat kota Donetsk.

Mungkin sudah mengendus kemenangan Poroshenko, Putin pada Jumat dan Sabtu pekan lalu menyatakan “akan menghormati (presiden) pilihan rakyat Ukraina”.

Namun Putin tak berkomentar soal hak mengintervensi Ukraina timur, seandainya hak kesejahteraan rakyat di Ukraina timur yang mayoritas berbahasa Rusia terancam.

Strategi Poroschenko yang mengutamakan bergabung dengan Uni Eropa tapi tak menuntup sama sekali perundingan dengan Rusia, terutama soal gas alam (LNG) yang membuat rakyat yakin akan kepemimpinannya. Sementara Yulia Tymoshenko tetap keras kepala dan tak lentur dalam politik luar negeri. Ia hanya mau membebek Uni Eropa dan membuang persahabatan lama dengan Rusia. Sebuah strategi yang hitam-putih.(Dari berbagai sumber berita).

0 komentar:

Posting Komentar