New Delhi - Tiket yang kemahalan dan bukan olahraga
favorit membuat atmosfer Piala Thomas-Uber kurang terasa di India.
Akibatnya, ajang beregu bulutangkis putra putri dua tahunan itu kurang greget.
Permainan
ulet dan paras ayu Saina Nehwal dkk. tak cukup menjadi senjata ampuh
mendatangkan publik New Delhi ke Siri Fort Squash & Badminton.
Tribun penonton mulai terisi saat turnamen memasuki perempatfinal.
Setidaknya empat blok tribun penuh dengan penonton. Suasana semakin riuh dengan suporter yang mengusung genderang khas India.
Namun,
untuk membuat turnamen menjadi ramai pun rupanya sampai harus melakukan
cara tertentu. Mulai Kamis (22/5/2014) Asosiasi Bulutangkis India dan
panpel membuat kemudahan agar tribun penonton ramai. Para pemain dari
perkumpulan bulutangkis dan anak-anak sekolah bisa masuk gratis.
"Saya
masuk dengan ID khusus. Semua pelajar yang mempunyai kartu murid bisa
nonton gratis," kata Ammol, 9 tahun. Ammol tak sendirian, siswa sekolah
dasar Gdgoenkan itu datang bersama lima rekan satu sekolahnya.
Berbeda
lagi dengan Nitya Reddy. Wanita 40 tahun itu datang ke stadion karena
kedua putrinya menjadi salah satu pemain di akademi bulutangkis New
Delhi.
"Putri saya yang tertua ini Trisha dan yang muda Anousha.
Kami tak perlu beli tiket untuk nonton, meski saya rasa tiket juga tak
terlalu mahal," kata Nitya.
Kebetulan, lanjut dia, saat ini sedang memasuki masa liburan anak
sekolah. "Bagus kan buat mereka bisa bertemu dengan pemain idola. Trisha
suka Saina, Anousha senang kepada Lee Chong Wei," jelas dia.
Namun,
jumlah penonton tak bertambah signifikan meski tim Uber India membuat
sejarah dengan pertama kalinya lolos ke semifinal. Apalagi setelah tim
Uber India kandas di semifinal setelah digebuk Jepang 2-3 dan final
diisi Jepang versus China.
Menilik harga tiket yang dipatok dalam
Piala Thomas Uber kali ini tidak jauh berbeda dengan harga tiket
gelaran serupa 2008 lalu di Jakarta. Kala itu harga tiket yang dipatok
antara Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu. Di New Delhi tiket dijual dengan
harga 1.000 rupee (sekitar Rp 198 ribu) sampai 3.500 rupee (sekitar Rp
694 ribu).
Tak hanya minim penonton, gelaran Thomas Uber 2014 ini tak punya souvenir khusus seperti ajang olahraga lainnya.
Padahal
Asosiasi Bulutangkis India (BAI) sudah memilih bulu merak sebagai logo
kejuaraan. Maka akan sangat manis jika diwujudkan dalam bentuk maskot,
gantungan kunci atau diabadikan sebagai pin dan T-shirt.
Perjuangan
berhari-hari para atlet juga tampaknya kurang dihargai. Pemberian trofi
juara tak meriah selayaknya pesta level dunia.
"Tidak ada acara meet & greet
dengan para pemain top. Padahal saya ingin sekali minta tanda tangan
kepada Saina Nehwal. Tapi, nggak tahu bagaimana caranya," kata penonton
lainnya bernama Tushita.
Minggu, 25 Mei 2014
Piala Thomas-Uber di India Kurang Greget
02.13
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar